Mural adalah seni lukis yang digarap pada dinding, plafon (atap), atau bidang besar lainnya yang bersifat permanen. Mural sebenarnya telah dikenal sejak zaman prasejarah. Salah satu mural yang cukup terkenal adalah lukisan di dinding Goa Lascaux di Perancis selatan. Namun, mural baru dikenal setelah dipopulerkan seniman mural Meksiko (Mexican muralista art movement), seperti Diego Rivera, David Siqueiros, atau Jose Orozco.
Salah satu kelebihan mural adalah bisa menjadi alat yang cukup efektif untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan politik. Bahkan, tidak jarang mural dibuat untuk memprotes atau mengkritisi suatu kebijakan pemerintah, seperti yang dilakukan para seniman mural di Jakarta beberapa waktu lalu saat mengkritisi Rancangan Undang-Undang Antipornoaksi dan Pornografi, mengekspose persoalan-persoalan sosial, membangkitkan kebencian, atau mengadvokasi masyarakat untuk menentang pemerintah.
Oleh rezim-rezim totaliter, mural sering kali berfungsi sebagai media kontrol dan propaganda meskipun beberapa di antaranya dibuat sangat artistik.
Terlepas dari tujuan politik dan sosial dalam pembuatan mural, mural pada gardu-gardu listrik di Kota MAGELANG adalah fenomena baru dalam pembentukan elemen estetik kota atau penyajian karya seni di area publik dan upaya untuk melawan serbuan tempelan poster/reklame pada dinding-dinding bangunan dan vandalisme/graffiti. Mural pada gardu-gardu listrik di kota ini mampu mengubah bentuk masif dan kaku dari bangunan gardu listrik menjadi elemen fisik kota yang sedap dipandang.
Dalam hal teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, mural pada gardu-gardu listrik (juga mural lainnya yang terdapat di Kota Bandung) memang masih tergolong sederhana, tetapi gambar yang ditampilkan cukup artistik. Tema gambar yang diambil umumnya bergaya dekoratif, natural, dan abstrak dengan pilihan warna-warna dasar.